Credit Union (CU) Mandiri berkolaborasi dengan Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (ICCI)selenggarakan Creative Youth Camp. Kegiatan itu diadakan pada 30 April 2019 dengan sasaran kalangan pelajar SMA/ SMK di Probolinggo.
Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring para creative youth leader dari kalangan pelajar. Dengan kurikulum tertentu para peserta dipandu oleh Narasumber dan Fasilitator mencapai pemahaman baru tentang bagaimana membuat perubahan di skala lokal.
Firdaus Putra, HC., Komite Eksekutif ICCI, menyampaikan tentang potret anak-anak muda di kota lain dan juga luar negeri yang membuat perubahan (changmaker). “Mereka usianya relatif muda semua, bahkan lebih muda daripada Anda semua. Ada yang baru 11 tahun, 14 tahun juga yang 16 tahun. Namun mereka telah membuat perubahan di areanya masing-masing”, tegasnya.
Dengan metode empat lingkaran warna: Biru (Rasa), Kuning (Cipta), Merah (Karsa) dan Hijau (Karya), peserta diajak mengenali berbagai isu di lingkungannya. Lebih dari itu, mereka juga diajak untuk mengeksplorasi solusi bagi masalah itu. “Sekarang tulis di stick it note lima ide bagi lingkungan sekitar kalian”, seru Fasilitator.
Gagasan kreatif-solutif diberikan studi kasus nyata oleh Kemal Khairurrahman, HC., Founder Tuban Creative Hub dan Regional Hub ICCI. Dengan video-video pendek, ia kisahkan bagaimana Tuban Creative Hub memberi dampak ke masyarakat. “Kami buat Tuban Hujan Bimtek. Bimtek ini isinya pelatihan life skill. Kami buat 20 kali dalam satu bulan dan itu cuma-cuma”, terangnya. Berbagai Bimtek itu ditujukan bagi komunitas anak muda dan masyarakat umum.
Dalam kesempatan itu Kemal jelaskan bagaimana sebuah creative hub bekerja. “Teman-teman akan menjadi engine atau motor penggeraknya. Yang perlu pertama dilakukan adalah melakukan pemetaan talenta. Lalu kemudian mengolaborasikan satu dengan yang lain”, sambungnya.
Pada sesi berikutnya peserta diminta memilih dari lima ide yang ditulis menjadi tiga ide saja. Setelah mereka melihat studi kasus tentang apa-apa yang bisa dikerjakan creative hub, mereka memperoleh insight baru untuk menyeleksi dari lima menjadi tiga ide perubahan.
Kegiatan itu diikuti oleh 70 pelajar SMA/ SMK dengan berbagai latar belakang. Kegiatan dimulai pada pukul tiga sore. Namun antusiasme dan materi yang menantang, membuat mereka tak merasa lelah meski sampai larut malam.
Pada sesi akhir, peserta diminta memilih dari tiga ide menjadi satu ide. Mereka harus memilih dengan menimbang beberapa hal: Ide mana yang paling disukai; ide mana yang paling memberi dampak; Ide mana yang paling mungkin dikerjakan dengan pertimbangan aktivitas masing-masing; Dan ide mana yang paling mungkin didukung berbagai pihak. “Sekarang pilih satu saja, beri nama proyek sosial itu yang kreatif dan jangan lupa tentukan targetnya, munculkan angkanya”, pandu Fasilitator.
Proses selama lima jam itu terbilang sukses. Pada penutup, 10 peserta dipersilahkan untuk mengisahkan proyek sosialnya. Ada yang melontarkan ide tentang memberdayakan petani jagung di desanya, ada juga ide tentang bersih sungai, membuat kerajinan dari sampah dan lain sebagainya. “Melihat latar belakang mereka masih SMA, ide-ide mereka keren sekali”, terang Pengurus CU. Kegiatan dimeriahkan dengan berbagai dorprize. Tak ketinggalan bagi 10 peserta yang berani presentasikan proyek sosialnya. Lalu Panitia mengumumkan nama-nama peserta yang terpilih menjadi engine/ motor penggerak bagi Sakti Creative Hub Probolinggo. Merekalah yang akan mengaktivasi creative hub di sana. []