Startup Coop Camp Batch 2 telah diselenggarakan pada 28-31 Maret 2019 lalu di Yogyakarta. Rangkaian kegiatan dilaksanakan semalam empat hari penuh yang berisi: talkshow, pelatihan dan lokakarya. Sedikitnya 60 peserta terpilih dari 235 pendaftar mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. Mereka berasal dari Jawa Tengah, Yogyakarya, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Timur, Lampung dan Lombok.
Kegiatan itu diprakarsai oleh Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI) bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM RI Deputi Bidang SDM. Dibantu oleh organisasi lokal, Kopindo Wilayah DIY, keDATA dan Credeva, kegiatan itu berjalan dengan sukses.
Seperti Batch 1 Purwokerto, kelas dibagi menjadi dua: Founder Startup dan Pemuda Koperasi. “Tujuannya mengenalkan koperasi bagi para pelaku startup dan mengenalkan model startup bagi pelaku koperasi. Tentu saja harapannya agar bisa hasilkan model baru, yakni startup coop atau startup berbasis koperasi”, terang Hizkia Yosias Polimpung, Komite Eksekutif ICCI.
Kegiatan itu juga dipantau oleh Bappenas Bidang Koperasi dan UKM yang mengirim delegasi untuk melihat bagaimana kelas berlangsung. Tujuannya untuk memperoleh gambaran lapangan bagaimana model koperasi baru ini diperkenalkan khususnya kepada generasi milenial. Sehingga di masa mendatang model bisnis koperasi bisa berkembang, tak melulu konvensional sebagaimana puluhan tahun lalu.
Pengayaan proses dilakukan pada angkatan kedua ini yakni dengan menyilangkan peserta startup dengan koperasi pada sesi praktikum. Hal ini bertujuan agar para pemuda koperasi bisa langsung memahami cara berpikir dan merespon pelaku startup dan sebaliknya. Seluruh peserta pada rentang usia yang sama, sehingga pada sesi itu mereka dapat belajar antar teman sejawat (peer group learning).
Untuk mempercepat pemahaman dan membangun personal bonding, mereka juga disilang-silangkan saat pembagian kamar. Panitia berharap dengan cara itu satu sama lain bisa membangun koneksi personal dan terjadinya peluang kolaborasi yang lebih berkelanjutan. “Awal mulanya pasti hubungan personal, lama kelamaan menjadi kolaborasi”, terang panitia.
Kegiatan itu dibuka oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI yang mengundang juga Dinas Koperasi Prov. DIY. Disusul kemudian adalah talkshow success story pengembangan koperasi dan startup oleh Suryo Hadiyanto, Ketua Koperasi KISEL dan Azmiansah, Pelaku Startup di Indonesia. Mereka berdua membagi kisah suksesnya mengelola bisnis masing-masing. Dari mereka peserta belajar bagaimana sukses itu tak bisa diraih dengan cara instan, meskipun itu startup. Azmi, demikian akrab disapa, menekankan bahwa startup harus siap dengan serial kegagalan dan aneka lika-likunya.
Totalnya ada 14 pembicara, pelatih dan fasilitator yang membuat kegiatan itu menjadi kaya isi dan makna. Ditambah kegiatan dilaksanakan mulai pukul delapan sampai sepuluh malam. Meski demikian peserta tetap mengikuti dengan semangat penuh karena materi dan pemateri yang menantang. Pada sesi penutupan, peserta diberikan merchandise berupa buku serial bisnis startup dan pengembangan manajemen/ bisnis. Tujuannya sekaligus untuk meningkatkan budaya literasi di generasi milenial. “Ditambah, startup itu adalah bisnis dengan tingkat inovasi tinggi, membaca adalah keharusan untuk memperoleh insight-insight baru”, ujar Hizkia. []