Bagaimana koperasi pertanian di luar negeri bisa membangun pusat atau fasilitas pengolahan seperti pabrik? Apakah hanya kemampuan manajerial bisnis belaka atau melakukan rekayasa juga dalam kelembagaannya? Bagaimana anggota petani memperoleh nilai tambah dari pengolahan produk di lini off farm? Berbeda dengan koperasi pertanian di Indonesia yang fokus di on farm saja.
Berbagai pertanyaan itu dikupas oleh Emy Nurmayanti, Dosen Koperasi FEB Universitas Indonesia yang mengangkat tentang model Koperasi Generasi Baru atau New Generation Cooperative. Sebagai praktik dan terminologi model ini telah berkembang sejak 1990an di beberapa negara lain. Intelegensia Kolektif Koperasi telah membedahnya pada Kajian Kamisan Ke-7, 21 Mei 2020 yang lalu.
Materi Paparannya tersedia di sini:
Jurnalnya dapat diakses di sini.