Pengelompokkan anggota dalam Koperasi Multi Pihak (KMP) sangat kritikal, di mana kegagalan dalam pengelompokkan dapat berakibat pada tata organisasi dan usaha tidak efektif. Kami telah merumuskan parameter pengelompokkan anggota dengan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Time-bound). Dengan metode tersebut memungkinkan KMP memiliki basis kelompok anggota yang terpadu dan mengungkit pertumbuhan koperasi.


A. Specific

Pengelompokkan yang spesifik sesuai peran atau latar belakang anggota adalah langkah yang strategis untuk mencegah tumpang tindih kategori. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap kelompok memiliki fokus dan kontribusi yang jelas dalam koperasi. Setiap kelompok anggota memiliki peran yang tepat sehingga tidak terjadi freerider atau trade-off karena keliru membuat kelompok.


B. Measurable

Menekankan pentingnya pengukuran partisipasi jasa usaha setiap kelompok anggota adalah upaya menjaga akuntabilitas koperasi. Keterukuran tersebut dapat menjadi dasar dalam pembagian manfaat ekonomi, seperti sisa hasil usaha (SHU). Tantangannya adalah memastikan indikator pengukuran yang sederhana tetapi mencerminkan kontribusi nyata anggota terhadap koperasi.


C. Achievable

Parameter ini menunjukkan bahwa pengelompokkan anggota harus didasarkan pada kapasitas riil Pengurus atau Pendiri dalam menjangkau kelompok-kelompok tertentu. Hal ini membantu memastikan keberlanjutan koperasi. Penting juga untuk merancang strategi jangka panjang yang memungkinkan koperasi memperluas jangkauan ke kelompok potensial lainnya seiring dengan pertumbuhan koperasi.


D. Relevant

Pengelompokkan anggota yang relevan dengan tujuan dan model bisnis koperasi adalah prinsip dasar untuk memastikan bahwa koperasi tetap fokus pada misi utamanya. Relevansi ini juga mendorong sinergi antara kelompok anggota yang berbeda sehingga menciptakan ekosistem koperasi yang lebih solid. Relevansi ini dapat ditinjau secara berkala agar tetap sesuai dengan perubahan pasar atau kebutuhan anggota.


E. Time-bound

Memperhatikan dimensi waktu dalam pengelompokkan anggota untuk merespondinamika koperasi, seperti penambahan kelompok baru karena tuntutan perubahan. Hal ini menunjukkan fleksibilitas koperasi dalam menyesuaikan struktur keanggotaan dengan pertumbuhan atau transformasi koperasi.


Contoh kasus penggunaan metode SMART dalam koperasi pertanian dengan komoditas beras, sebagai berikut:

A. Specific

Pengelompokkan anggota koperasi dilakukan berdasarkan peran utama mereka dalam rantai nilai beras, yaitu:

  1. Petani: Anggota yang bertanggung jawab atas produksi padi di tingkat hulu.
  2. Pengolah/Penggiling Padi: Kelompok anggota yang memiliki atau mengelola fasilitas penggilingan padi.
  3. Distributor: Anggota yang berperan dalam distribusi beras ke pasar lokal, nasional, atau ekspor.
  4. Konsumen Kolektif: Misalnya, lembaga seperti sekolah atau rumah sakit yang menjadi pembeli tetap produk beras koperasi.

Pengelompokkan ini dilakukan untuk memastikan setiap anggota memiliki peran yang jelas sesuai kontribusi mereka di rantai pasok beras, tanpa terjadi tumpang tindih fungsi.

B. Measurable

Kontribusi setiap kelompok anggota diukur melalui indikator berikut:

  1. Petani: Volume hasil panen padi yang disetorkan ke koperasi.
  2. Pengolah/Penggiling Padi: Jumlah tonase padi yang digiling dan diolah menjadi beras.
  3. Distributor: Jumlah transaksi atau tonase beras yang didistribusikan melalui jaringan mereka.
  4. Konsumen Kolektif: Volume pembelian beras dalam periode tertentu.

Setiap indikator ini dicatat secara berkala melalui sistem informasi manajemen (SIM) tertentu untuk memastikan transparansi dan keadilan dalam pembagian manfaat.

C. Achievable

Pengelompokkan anggota dilakukan pada pihak-pihak yang dapat dijangkau oleh koperasi dalam lingkup geografis tertentu, seperti:

  1. Petani yang berada di wilayah sekitar koperasi (misalnya dalam radius 20 km).
  2. Pengolah padi yang memiliki fasilitas penggilingan yang sudah bermitra dengan koperasi.
  3. Distributor yang memiliki akses ke pasar lokal atau regional.
  4. Konsumen yang sudah menjalin kerja sama pembelian dengan koperasi (misalnya, kontrak tahunan).

Hal ini memastikan bahwa koperasi tidak terlalu ambisius dalam menjangkau kelompok di luar kapasitas operasional awal, tetapi tetap membuka peluang ekspansi di masa depan.

D. Relevant

Pengelompokkan ini relevan dengan tujuan koperasi untuk menciptakan rantai pasok beras yang efisien dan berkelanjutan.

  1. Petani mendapatkan manfaat berupa akses pasar yang terjamin dan harga jual yang stabil.
  2. Pengolah padi mendapatkan volume produksi yang konsisten dari petani.
  3. Distributor memperoleh produk berkualitas dengan harga kompetitif.
  4. Konsumen mendapatkan suplai beras yang terjamin kualitas dan keberlanjutannya.

Struktur ini selaras dengan model bisnis koperasi yang berfokus pada pengelolaan hasil pertanian dari hulu ke hilir.

E. Time-bound

Pengelompokkan anggota disesuaikan dengan skala usaha koperasi, dengan jadwal evaluasi tahunan:

  1. Tahun Pertama: Fokus pada pengelompokkan petani dan pengolah padi yang sudah bermitra dengan koperasi.
  2. Tahun Kedua: Mulai memperluas jaringan ke distributor lokal dan regional.
  3. Tahun Ketiga: Mengintegrasikan konsumen kolektif sebagai kelompok strategis dalam koperasi.

Evaluasi dilakukan setiap akhir tahun untuk menilai apakah ada kelompok yang perlu ditambahkan atau direstrukturisasi sesuai dengan pertumbuhan usaha koperasi.

Contoh lainnya adalah KMP dengan model Community-Supported Fisheries (CSF), dengan metode yang sama, kelompok-kelompok anggotanya dapat dirancang sebagai berikut:

A. Specific

Pengelompokkan anggota KMP berbasis CSF dilakukan berdasarkan peran mereka dalam mendukung ekosistem perikanan lokal:

  1. Nelayan: Anggota yang bertanggung jawab menangkap ikan menggunakan metode berkelanjutan.
  2. Pengolah Hasil Laut: Kelompok anggota yang mengolah hasil tangkapan menjadi produk bernilai tambah, seperti ikan fillet, abon, atau produk beku.
  3. Distributor/Logistik: Anggota yang memastikan hasil tangkapan atau olahan didistribusikan ke konsumen lokal atau nasional.
  4. Konsumen Kolektif: Komunitas atau rumah tangga yang berlangganan hasil tangkapan koperasi dengan sistem subscription.

Pengelompokkan ini bertujuan memastikan peran setiap anggota saling melengkapi, tanpa tumpang tindih, untuk mendukung keberlanjutan model bisnis CSF.

B. Measurable

Partisipasi dan kontribusi setiap kelompok anggota diukur melalui indikator berikut:

  1. Nelayan: Volume hasil tangkapan ikan yang disetorkan ke koperasi (misalnya, dalam kilogram per bulan).
  2. Pengolah Hasil Laut: Jumlah produk olahan yang dihasilkan dan dipasarkan melalui koperasi.
  3. Distributor/Logistik: Jumlah transaksi atau volume hasil tangkapan/olahan yang didistribusikan ke pelanggan.
  4. Konsumen Kolektif: Frekuensi dan jumlah pembelian langganan hasil laut (misalnya, paket mingguan atau bulanan).

Indikator ini dikelola melalui sistem digital koperasi, seperti aplikasi pelaporan harian atau mingguan, untuk memastikan akurasi data.

C. Achievable

Pengelompokkan dilakukan pada pihak-pihak yang dapat dijangkau oleh koperasi secara operasional, dengan mempertimbangkan sumber daya dan kapasitas:

  1. Nelayan: Fokus pada komunitas nelayan lokal yang beroperasi di perairan sekitar wilayah koperasi.
  2. Pengolah Hasil Laut: Anggota yang memiliki akses ke fasilitas pengolahan sederhana, seperti rumah produksi atau UMKM lokal.
  3. Distributor/Logistik: Mitra lokal dengan kendaraan pengangkut atau jaringan distribusi di wilayah strategis.
  4. Konsumen Kolektif: Komunitas yang berada dalam radius distribusi koperasi, seperti keluarga, restoran, atau toko lokal.

Koperasi dapat memperluas jangkauan anggota di masa depan, tetapi pengelompokkan awal dilakukan secara realistis sesuai kapasitas.

D. Relevant

Pengelompokkan ini relevan dengan tujuan KMP untuk menciptakan ekosistem perikanan yang berkelanjutan dan mendukung kesejahteraan semua pihak.

  1. Nelayan mendapatkan akses pasar yang adil dengan harga stabil untuk hasil tangkapan.
  2. Pengolah Hasil Laut mendapatkan pasokan bahan baku berkualitas tinggi secara konsisten.
  3. Distributor memperkuat jaringan pemasaran hasil laut dan olahan.
  4. Konsumen Kolektif mendapatkan produk laut segar dan olahan yang terjamin keberlanjutannya, mendukung komunitas nelayan lokal.

Relevansi ini mendukung misi koperasi untuk memperkuat keterlibatan lokal dan keberlanjutan ekosistem laut.

E. Time-bound

Pengelompokkan anggota dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan koperasi:

  1. Tahun Pertama: Fokus pada nelayan lokal dan pengolah hasil laut untuk membangun dasar operasional koperasi.
  2. Tahun Kedua: Memperluas jaringan ke distributor lokal untuk memperkuat akses pasar.
  3. Tahun Ketiga: Menarik lebih banyak konsumen kolektif melalui kampanye community engagement dan memperluas skema langganan (subscription packages).

Evaluasi dilakukan setiap tahun untuk memastikan struktur keanggotaan tetap sesuai dengan skala usaha dan kebutuhan koperasi.


Kesimpulan

Metode SMART bertujuan menciptakan struktur keanggotaan yang efektif, terukur, dan relevan dengan model bisnis koperasi. Di mana pengelompokkan dilakukan berdasarkan peran anggota dalam rantai nilai untuk menghindari tumpang tindih dan memastikan kontribusi yang jelas. Setiap kelompok memiliki indikator kontribusi yang terukur, seperti volume produksi, jumlah transaksi, atau pembelian berlangganan. Indikator ini digunakan untuk menjaga akuntabilitas dan pembagian manfaat yang adil.

Selain itu, metode ini memungkinkan pengelompokkan dilakukan berdasarkan kapasitas riil koperasi dalam menjangkau pihak-pihak yang relevan. Pengelompokkan anggota juga dituntut relevan dengan tujuan koperasi untuk menciptakan ekosistem yang mendukung keberlanjutan usaha sesuai sektornya yang mendukung sinergi antaranggota dan relevansi terhadap kebutuhan pasar.

Metode ini juga melihat struktur keanggotaan bersifat dinamis dengan evaluasi tahunan untuk menyesuaikan dengan perkembangan usaha. Misalnya, pengelompokkan baru dapat ditambahkan berdasarkan kebutuhan koperasi di masa depan. Metode SMART memberikan kerangka kerja yang praktis untuk menentukan kelompok anggota KMP, memastikan pengelolaan yang transparan, relevan, dan fleksibel. []

Disusun oleh: Divisi Manajemen Pengetahuan ICCI


Bila Anda masih mengalami keraguan atau kebingungan, ICCI dapat memberikan layanan konsultansi dan asistensi pendirian koperasi multi pihak. Jangan sungkan hubungi WA kami di, klik di sini.